Friday, March 13, 2009
Hidup tak pernah lepas dari hal paling klise sekali pun...
Aku tak lagi berpikir, mengenai segala sesuatunya, mengapa, bagaimana, dan segala kata tanya yang membuatmu begitu haus untuk menginginkan jawabannya.
Sesaat dirimu diliputi dengan rasa yang ini, lalu rasa yang itu, kupikir, wajar jika berganti-ganti dengan cepat.
Lelah dengan menyusun setiap detil katanya, hanya agar kau tak salah mengerti. Ah, jangan berpikir, 'kau' adalah 'kamu'.
Aku tak lagi mengerti bagaimana aku harus mengetik dengan teratur, rapi, dan lagi seharusnya mampu mencurahkan semua yang ingin kuungkapkan.
Tapi tahu tidak, tanganku bergerak seakan meninggalkan pikiranku di belakang. Haha, sekarang aku tertawa.
Aku menopang daguku, kemudian menurunkannya dan mengetik lagi, mengetik saat aku sedang tak lagi menopang dagu. Tahukah arti dari kalimat di atas?
Kacau, gelisah, bimbang, tawa, canda, tarian... banyak hal yang bisa dilakukan. Banyak sekali, setelah sadar tentunya.
Nah, bertanya-tanyakah kau apa maksud dari semua tulisanku di atas? Aku mengangkat bahu.
Hm... lepas dari segala makna tersirat, aku tak lagi bisa memainkan kata. Aku ingat beberapa hari ke depan, lalu aku sadar semuanya begitu cepat. Pemblokiranku berhasil, kau tahu. Aku senantiasa terlelap saat malam tiba, tapi nyaris sepersekian menit sebelum jarum panjang dan pendek mulai menyatu. Aku tak lagi phobia kembang api ngomong-ngomong.
Apa lagi, ya? Aku cinta menari. Sesuatu dalam tubuhku melonjak bergairah, ketika berputar, menunduk, melompat, dan... yang jelas, aku jatuh cinta.
Aku mengikuti suatu komunitas baru, dengan wajah-wajah lama di masa lalu dan masa kini, tapi kejanggalan kudapati beberapa di sana.
...
Yakinlah, tak ada maksud apa-apa selain hanya ingin mengobrol dengan diri sendiri di sini.
Lalu, malam ini, aku berkutat pada kata 'download' berkali-kali agar tiket-tiket itu terpesan dan tercetak malam ini, betapa menyusahkannya hal ini, menunggu, tak pernah aku mendengar orang suka dengan menunggu.
Kata-kata dalam bahasa yang tak kumengerti, mendengungkan nyanyian terhadap penciptaNya, membuat hatiku ikut melantunkan irama itu. Aku jadi tersenyum lagi.
Aku menghembuskan napas. Kenapa lagi aku. Pernahkan berpikir kalau manusia itu kompleks sekali? Juga tak ada yang serumit manusia, apalagi pikirannya.
Pernah tahu tidak, berperang dalam pikiran sendiri? rasanya seperti..., hm..., seperti kau ingin keluar dari tubuhmu.
p.s: kamu sudah tua sebelum hari jadimu besok Sabtu.
0 comments:
Post a Comment